[Cerita Covid: Part 1 – Ketika Akhirnya Virus Ini ‘Bertamu’…]

Tanggal 13 Juni 2021–
Sore2..
Kok aku rasanya gak enak badan yaaa..

Tanggal 14 Juni 2021–
Badan rasanya sumeng (demam ringan).
Kalau cek suhu, paling tinggi hanya di angka 37.5 aja.

Kayak masuk angin biasa gitu rasanya.
Gak pusing, gak batuk, gak pilek, gak sesak.

Tanggal 15 Juni 2021–
Agung swab antigen untuk syarat vaksin.
Hasil negatif.

Tanggal 16 Juni 2021–
Agung vaksin pertama.

Aku sumeng hari ke 3.
Periksa ke dokter penyakit dalam di RS MMC, untuk minta rujukan tes darah di lab.
Aku saat itu curiganya thypus.

Ke dokter habis maghrib, lanjut tes darah.
Tengah malam keluar hasil.
Typhus dan DBD negatif.

Lalu alarmku mulai nyala.
Covid nih kayaknya.

Karena ada alat swab antigen di rumah, sama agung langsung deh aku dites. Hasilnya seperti dugaanku. Ada 2 garis.

Artinya aku resmi kenalan sama covid nih. Aku lalu pisah kamar dengan agung yg pindah ke kamar rafi.

Tanggal 17 Juni 2021–
Pagi2 panggil PCR home service.
Yg di tes hanya aku dan rafi.

Confirm aku positif dengan CT 16.
Rafi negatif dan langsung diungsikan ke menteng demi keamanan.

Alhamdulillah aku termasuk yg bergejala ringan sekali.
Rasanya kayak masuk angin biasa aja.
Makanya setelah 3 hari sumeng, trus hanya sisa lemes aja. Gak ada gejala apa2 lagi.

Agung mulai demam.
Suhu 38°c.
Agung juga pusing.

Karena agung habis vaksin kemarin dan dapatnya AstraZeneca, maka asumsi kami, dia demam karena vaksin.

Tanggal 18 Juni 2021–
Ini adalah hari ke 5 sejak aku muncul gejala, hari ke 2 sejak aku PCR positif.

Suhuku normal. Hanya ngerasa lemes aja. Selebihnya gak ada gejala apa2 lagi yg terasa.
Paling kalau banyak jalan keliling kamar jadi gembrobyos (haduh apa deh ini bahasa indonesianya hahahaha), keringet dingin.

Agung masih demam.
Suhunya rata2 di angka 38,5°c.
Dikasih minum paracetamol, paling turun ke 38° c.

Dan demamnya agung ini terjadi sepanjang hari!

Aku mulai curiga..
Ini kayaknya bukan demam gara2 vaksin nih..

Tanggal 19 Juni 2021–
Suhuku normal. Rasanya udah biasa aja.
Hanya lemes dan mudah capek kalau banyak jalan. Selebihnya aman.

Agung masih demam.
Suhu tetap di rata2 angka 38,5° c.

Agung chat halodoc.
Ceritain kronologi sejak dia swab antigen sampai hari ini. Dokter di halodoc bilang, kalau kemungkinan ini bukan demam karena vaksin.

Aku makin yakin, agung juga terpapar nih.

Tanggal 20 Juni 2021–
Datang petugas PCR home service untuk agung. Untuk memastikan penyebab demam.

Tanggal 21 Juni 2021–
Hari ke 9 sejak aku bergejala.
Aku bener2 udah ngerasa biasa aja.
Maka tes swab antigen.

Alhamdulillah hasilnya udah negatif!
Jadi bener2 di aku gejalanya ringan banget. Hanya sumeng 3 hari lalu selebihnya normal.
Dan 9 hari sudah negatif.

🥰🥰😍😍🥰🥰😍😍

Hasil PCR agung keluar hari ini.
Dan konfirm positif.
Angka CT agung 20.

Jadi rupanya saat agung swab antigen sehari sebelum vaksin dan hasilnya negatif itu, sebenarnya agung sudah terpapar virus tapi masih masa inkubasi.
Makanya hasil antigen negatif.

Kebetulan banget gejalanya muncul pas habis vaksin, makanya kami sangka dia demam biasa gara2 vaksin. Ternyata ya sebenernya gejala dari covidnya.

Maka di hari itu statusku adalah penyintas covid yg harus merawat suami yg positif covid dan isoman.

Agung isoman di kamar terpisah. Di kamar rafi.

Aku beli APD yg sekali buang untuk berinteraksi dengan agung– antar makanan, cek suhu dan saturasi, kasih obat, dll.

Selalu cuci tangan dan MANDI kalau habis antar2 sesuatu ke kamar agung.
Baju2 pun langsung masuk mesin cuci dan rendam detol.

Alat makan agung aku pisah dan cuci tersendiri.
Baju kotor agung aku siram air panas dan rendam detol, lalu cuci terpisah.

———-

Nah, gejala demam yg agung alami ini gak pernah turun di bawah 37.5° c.
Paling rendah hanya di angka 37.8° c.
Ini pun hanya 2 kali.

Demamnya rata2 di angka 38.5 yang kalau minum paracetamol, turunnya cuma ke 38 aja. Bahkan pernah 2 kali demamnya sampai 39° c.
Ini angka yg cukup tinggi.

Selain itu, salah satu hal penting yg aku lakukan saat merawat agung yg isoman selain cek suhu adalah, setiap beberapa jam cek saturasi oksigen agung dengan oxymeter secara berkala.

Saturasi oksigen adalah kadar oksigen dalam darah. Normalnya saturasi adalah 95-100%.

Kalau saturasi di bawah 95, harus mulai waspada. Biasanya pasien akan mengalami sesak nafas dan butuh asupan oksigen untuk menaikkan saturasi.

Dan aku mendapati saturasi agung pelan2 ada penurunan.

Saat suatu sore aku cek angkanya 94, aku perhatikan agung. Dia gak sesak. Sama sekali. Aku mulai waspada…

Aku tanya,
‘sesak gak rasanya?’
‘enggak..’

Dan dari sinilah 2 minggu penuh perasaan roller coaster bermula…

[Bersambung]






2 thoughts on “[Cerita Covid: Part 1 – Ketika Akhirnya Virus Ini ‘Bertamu’…]

  1. Pingback: [Cerita Covid: Part 3– D-dimer Dan Pengentalan Darah] | idabaik

  2. Pingback: [Cerita Covid: Part 2– Waspadai HAPPY HYPOXIA] | idabaik

Leave a comment